Muswil PKS Kepri 2025: Dari Hotel Harmoni One, Seruan Kokoh Bersama untuk Indonesia

Muswil PKS Kepri 2025: Dari Hotel Harmoni, Seruan Kokoh Bersama untuk Indonesia.

KEPRI — Di sebuah aula megah di Hotel Harmoni One, Batam Centre, deretan kursi tersusun rapi. Tampilan videotron bertuliskan “Muswil ke-VI DPW PKS Kepri” gagah sebagai latar panggung. Namun, lebih dari sekadar forum politik, suasana hari itu terasa hangat penuh optimisme, kebersamaan, dan tekad untuk memperkuat barisan.

Hari itu, Ahad 24 Agustus 2025, bukan sekadar momen pergantian kepengurusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kepulauan Riau. Musyawarah Wilayah ke-VI ini menjadi titik temu antara partai politik, pemerintah daerah, dan semangat baru untuk Kepri yang lebih baik.

Tampak hadir Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, sosok yang tak asing bagi para kader PKS. Karena di tempat yang sama saat Kampanye PKS untuk Ansar-Nyanyang di Pilgub lalu, Ansar memuji militansi kader PKS yang tampak antusias tumpah ruah sampai diluar ruangan.

Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas perhelatan Muswil ini, sekaligus ucapan selamat kepada jajaran pengurus baru yang kini dipimpin oleh seorang figur perempuan, Suryani.

“PKS adalah mitra strategis dalam pembangunan. Sejak kami dilantik enam bulan lalu, PKS terus hadir dan memberikan dukungan nyata,” ungkap Ansar, mengingat kembali perjalanan politiknya bersama Nyanyang di Pilkada lalu, yang juga diusung oleh PKS.

Namun, sorotan utama hari itu bukan semata soal kekuasaan atau jabatan sebagaimana umumnya partai politik. Ada semangat yang lebih dalam yang coba dibangkitkan: politik sebagai pengabdian, bukan sekadar kompetisi.

Suryani dan Misi Kokoh Bersama
Di balik mikrofon, Suryani berbicara tegas namun penuh empati. Ia bukan sekadar Ketua DPW PKS Kepri yang baru dilantik, tapi juga perempuan yang membawa narasi perubahan.

“Mari kita jaga soliditas barisan,” ujarnya. “Boleh berbeda warna baju atau bendera partai, tetapi saat berbicara kepentingan rakyat Kepri, kita harus berdiri bersama dalam satu barisan.”

Bagi Suryani, tantangan politik ke depan tidak ringan. Dinamika yang terus berubah menuntut PKS untuk memperkuat sistem kaderisasi, membangun militansi berbasis kepanduan, dan tetap berakar di tengah masyarakat.

Ia menyebutkan pentingnya program Kembara (Kemah Bakti Nusantara) sebagai wahana pembinaan kader yang siap turun ke masyarakat, siap berjuang, dan siap berkorban demi negeri.

Tak hanya itu, dalam setiap kata, Suryani menekankan bahwa Kepulauan Riau memiliki posisi strategis, bukan hanya sebagai daerah otonom, tetapi sebagai wajah terdepan Indonesia di mata dunia.

“Jika Kepri maju, itu kemenangan untuk seluruh bangsa Indonesia,” ujarnya mantap, mengaitkan tema Muswil dengan misi nasionalisme yang inklusif.

Dari Ruang Muswil ke Medan Pengabdian
Muswil ini bukan hanya seremoni serah terima jabatan. Di dalamnya tersimpan harapan, strategi, dan panggilan moral. Suryani menegaskan bahwa PKS Kepri akan terus mendukung pemerintahan Gubernur Ansar secara kritis, konstruktif, mendukung yang baik, mengoreksi yang perlu diperbaiki.

Ia ingin PKS Kepri dikenal sebagai partai yang hadir saat rakyat membutuhkan, yang lebih suka bekerja daripada berjanji. Politik, baginya, adalah ruang pengabdian, bukan jalan menuju kekuasaan semata.

“Jaga akhlak, kuatkan kapasitas, dan hadirkan manfaat,” pesannya kepada seluruh kader yang hadir.

Di Balik Simbol, Ada Semangat dan Dedikasi
Ketika acara ditutup, tepuk tangan menggema di seluruh ruangan. Spanduk, brosur, dan yel-yel partai mungkin akan dilipat dan disimpan. Namun semangat yang terbangun hari itu tentang kolaborasi, dedikasi, dan kerja kerakyatan dikobarkan untuk tetap hidup.

Karena, sebagaimana dikatakan Suryani, Kepri bukan sekadar gugusan pulau di perbatasan. Ia adalah garda terdepan bangsa. Dan dari ruang Muswil di Batam, gema “kokoh bersama untuk Indonesia” itu pun mengalir melampaui batas partai, melampaui kepentingan kelompok, demi rakyat yang lebih sejahtera.***

Tags:, , ,