Mengambil Inspirasi Kartini Untuk Mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045

Oleh Dr.Hj.Kurniasih Mufidayati, M.Si
Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga 

Indonesia menatap harapan besar menyongsong usianya yang akan memasuki satu abad pada 20 tahun ke depan. Bangsa ini telah menetapkan tekad untk me;lahirkan generasi emas dalam menyambut 100 tahun Indonesia Merdeka pada tahun 2045. Tentu saja ini bukan sekedar ucapan, tapi ada cita-cita besar yang ingin dicapai dan harapan untuk bisa mewujudkannya agar Indonesia menjadi bangsa besar di usianya yang memasuki 1 abad. Tidak sekedar menjadi bangsa dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia yang menjadi pasar ekonomi yang besar ataupun salah satu negara terluas (jika digabungkan antara daratan dan lautan) di Asia. Namun menjadi negara yang disegani dan berpengaruh di dunia dengan dukungan sumberdaya manusia unggul dan kemajuan di berbagai bidang.

Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka Indonesia juga sudah menetapkan untuk menyiapkan generasi emas yang disiapkan sejak sekarang. Berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini juga mendukung untuk penyiapan sumberdaya manusia unggul yang akan menjadi generasi emas Berbagai program disusun untuk mendukung penyiapan generasi emas 2045 ini seperti penurunan stunting melalui program yang komprehensif, pemberian makanan bergizi gratis bagi siswa sekolah, program Indonesia pintar dan sebagainya. Upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk juga dilakukan untuk mencegah penyakit menula maupun tidak menular sejak dini yang akan menurunkan lualitas hidup.

Keluarga sebagai Pembentuk Karakter Generasi Emas

Namun menyiapkan generasi emas Indonesia di era sekarang juga memiliki tantangan yang besar. Tidak cukup hanya mempersiapkan dari aspek fisik dan pemenuhan kebutuhan dasar saja. Generasi emas juga memerlukan sumberdaya yang memiliki karakter yang tangguh dan dibutuhkan untuk membangun bangsa yang besar. Karakter yang tangguh ini meliputi karakter moral dan karakter kinerja. Karakter moral adalah kualitas pribadi yang mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati, yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Karakter kinerja merujuk pada kemampuan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian hasil kerja atau tujuan, seperti kerja keras, disiplin, dan kemampuan menyelesaikan tugas.

Perkembangan zaman dan teknologi juga ternyata membawa ancaman bagi upaya pembentukan karakter ini khususnya karakter moral. Berbagai kalangan sudah mengingatkan ancaman terhadap generasi muda di era keterbukaan informasi dan transformasi digital karena informasi yang diterima oleh generasi muda yang nyaris tanpa filter. Beberapa ancaman bagi perusakan karakter generasi di era sekarang diantaranya adalah kekerasan fisik maupun verbal, prilaku seks bebas maupun menyimpang, cyber crime, terlibat judi online, pornografi dan sebagainya. Bahkan anak yang diam saja di rumah tidak lepas dari ancaman pengaruh negatif karena dia bisa berinteraksi dengan dengan dunia luar dengan bantuan gadgetnya.

Dalam kondisi ancaman yang demikian serius, sementara kita memiliki harapan besar terhadap generasi yang diharapkan meniad generasi emas ini, maka keluarga menjadi tempat yang sangat penting untuk membentengi generasi emas ini agar tidak terpengaruh prilaku buruk yang akan menghasilkan karakter yang negatif. Bicara keluarga, maka peran ibu menjadi yang utama dalam mendampingi pembentukan karakter generasi emas ini agar tumbuh karakter moral dan karakgter kinerja sesuai yang diharapkan. Perempuan sebagai ibu atau calon ibu harus memiliki bekal yang cukup kuat untuk mendampingi tumbuh kembang karakter anak-anaknya, tidak sekedar tumbuh kembang karakter fisik dan intelektual.

Mengambil Inspirasi dari RA Kartini untuk Penguatan Keluarga.

Setiap kali kita memperingati Hari Kartini, maka kita diingatkan kembali oleh surat-surat RA Kartini kepada sahabat pena-nya yang berisi keinginannya agar perempuan Indonesia juga bisa merasakan pendidikan dan memiliki kecerdasan. Hal paling menonjol dari sosok RA Kartini adalah keinginannya untuk maju, memiliki pendidikan yang tinggi sehingga memiliki pengetahuan yang luas di tengah tradisi Jawa saat itu yang dinilainya tidak mendukung bagi perempuan untuk maju dan berpendidikan. Salah satu kalimat inspiratif dari RA Kartini dalam suratnya adalah “ Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa behagia baginya”.

Tags: